Cara Membaca Nilai Resistor

Cara Membaca Nilai Resistor – Apa yang dimaksud dengan Resistor? Dari pertanyaan itulah, kita akan mengulas mengenai tentang Resistor, mungkin diantara kalian ada yang sudah mengetahui & paham mengenai tentang Resistor. Tetapi tidak dapat dipungkiri juga masih banyak diantara kalian yang masih belum mengetahui & paham mengenai tentang Resistor.
Karena komponen ini paling banyak digunakan maka keahlian cara menghitung resistor bisa dibilang wajib untuk diketahui seorang teknisi khususnya bidang elektronika, bidang kelistrikan maupun untuk bidang teknik komputer karena pada alat alat elektronik umumnya dibagian board komponen resistor inilah yang paling banyak ditemui.
Tentunya wajib tahu untuk bisa membaca nilai resistansi pada badan resistor walaupun sebenarnya sudah ada juga alat ukur untuk mengukur nilai hambatan ini. Kenapa demikian ?
Walaupun sudah ada alat ukurnya untuk menghitung hambatan resistor misalnya saja sebagai contoh jika saat troubleshooting sebuah kerusakan dan harus dilakukan dimana terdapat resistor yang dicurigai nilai hambatan berubah tentunya jika kita tidak mengetahui nilai resistor malah akan menghambat bukan ?
Resistor merupakan komponen penting dan sering dijumpai dalam sirkuit Elektronik. Pada setiap sirkuit elektronik pasti terdapat Resistor, namun jarang yang memahami bagaimana cara membaca dalam kode warna maupun angka Resistor tersebut. Boleh dikatakan hampir setiap sirkuit Elektronik pasti ada Resistor. Tetapi banyak diantara kita yang bekerja di perusahaan perakitan Elektronik maupun yang menggunakan peralatan Elektronik tersebut tidak mengetahui cara membaca kode warna ataupun kode angka yang ada ditubuh Resistor itu sendiri.

Pengertian Resistor

Resistor adalah komponen elektronik yang mempunyai dua pin dan didesain guna mengatur tegangan listrik dan juga arus listrik.
Resistor memiliki nilai resistansi (tahanan) tertentu yang mampu memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin tersebut, dimana nilai tegangan pada resistansi itu berbanding lurus dengan arus yang mengalir

Resistor terdiri dari 2 bentuk yaitu :
  1. Komponen Axial/Radial
  2. Komponen Chip.

Perbedaannya adalah Komponen Axial/Radial nilai resistor memiliki kode warna sehingga dapat mengetahui nilainya dari warna tersebut. Sedangkan komponen chip nilainya terdiri dari kode tertentu sehingga dapat lebih mudah untuk mengetahuinya.
Untuk mengetahui nilai suatu Resistor yaitu dengan cara memakai alat pengukur Ohm Meter atau MultiMeter. Satuan nilai untuk Resistor yaitu Ohm (Ω).
Berdasarkan bentuknya dan proses pemasangannya pada PCB, Resistor terdiri 2 bentuk yaitu bentuk Komponen Axial/Radial dan Komponen Chip. Untuk bentuk Komponen Axial/Radial, nilai resistor diwakili oleh kode warna sehingga kita harus mengetahui cara membaca dan mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam warna tersebut sedangkan untuk komponen chip, nilainya diwakili oleh Kode tertentu sehingga lebih mudah dalam membacanya.
Kita juga bisa mengetahui nilai suatu Resistor dengan cara menggunakan alat pengukur Ohm Meter atau MultiMeter. Satuan nilai Resistor adalah Ohm (Ω).

Satuan

Ohm (simbol: Ω) merupakan satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari sebuah nama yaitu Georg Ohm.
Satuan yang dipakai prefix :
  • Ohm = Ω
  • Kilo Ohm = KΩ
  • Mega Ohm = MΩ
  • KΩ = 1 000Ω
  • MΩ = 1 000 000Ω


Kode Warna Resistor

Resistor aksial umumnya memakai pola pita warna untuk menunjukkan resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas dengan numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai
Biasanya resistor berukuran kecil yang sekarang dipakai terlalu kecil untuk ditandai. Kemasan umumnya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, namun warna lain juga mungkin, seperti misalnya merah tua atau abu-abu.
Kode warna Resistor: Sebuah nilai resistansi yang ada pada resistor ditentukan oleh kode-kode warna yang terdapat pada badan resistor tersebut. Jumlah gelang warna yang ada pada badan resistor pada umumnya yang beredar dipasaran adalah berjumlah empat warna dan lima warna, namun pada jenis resistor tertentu terdapat 6 warna.
Kode warna resistor yang ada saat ini sudah dikembangkan sejak tahun 1957 oleh bangsa eropa dan amerika yang pada akhirnya aturan mengenai resistor ini ditetapkan menurut standar EIA-RS-279. EIA ini adalah singkatan dari Electronic Industries Alliance, sebuah organisasi yang didirikan oleh RMA (Radio Manufacturers Association) dari amerika dan Eropa.
Menurut standar EIA-RS-279, kode warna pada resistor dibagi menjadi tiga jenis, yaitu resistor dengan kode 4 warna, 5 warna dan 6 warna. Di Indonesia, biasanya resistor dengan jenis film karbon memiliki 4 warna dan memiliki toleransi kisaran 10%, sedangkan resistor untuk jenis film metal memiliki 5 warna dan memiliki toleransi antara 1% hingga 5%.

Berikut ini adalah berbagai kode warna resistor untuk panduan dalam menghafalnya

Resistor pada awal abad ke-20 tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh permukaan badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan di salah satu ujung, dan sebuah titik warna di tengah memberikan digit ketiga.
Aturannya yaitu “badan, ujung, titik” memberikan urutan 2 digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya yaitu ±20%. Resistor dengan toleransi yang lebih rapat memakai warna perak (±10%) ataupun emas (±5%) pada ujung lainnya.

Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Warna

Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.

Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :
Tabel Kode Warna Resistor

Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :

Cara menghitung nilai resistor 4 gelang
  1. Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
  2. Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
  3. Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
  4. Warna Gelang ke-4 Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut


Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%

Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.

Perhitungan untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :


Cara Menghitung Nilai Resistor 5 Gelang Warna
  1. Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
  2. Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
  3. Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-3
  4. Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
  5. Warna Gelang ke-5 Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut


Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5
Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%

Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan toleransi 10%.

Contoh-contoh perhitungan lainnya :

Merah, Merah, Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm dengan 5% toleransi
Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm dengan 10% toleransi

Cara menghitung Toleransi :
2.200 Ohm dengan Toleransi 5% =
2200 – 5% = 2.090
2200 + 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm

Untuk mempermudah menghafalkan warna di Resistor, kami memakai singkatan seperti berikut :
HI CO ME O KU JAU BI UNG A PU
(HItam, COklat, MErah, Orange, KUning. HiJAU, BIru, UNGu, Abu-abu, PUtih)

Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Angka :

Membaca nilai Resistor yang berbentuk komponen Chip lebih mudah dari Komponen Axial, karena tidak menggunakan kode warna sebagai pengganti nilainya. Kode yang digunakan oleh Resistor yang berbentuk Komponen Chip menggunakan Kode Angka langsung jadi sangat mudah dibaca atau disebut dengan Body Code Resistor (Kode Tubuh Resistor).
Gambar Resistor Chip


Contoh :
Kode Angka yang tertulis di badan Komponen Chip Resistor adalah 4 7 3;

Contoh cara pembacaan dan cara menghitung nilai resistor berdasarkan kode angka adalah sebagai berikut :
  • Masukkan Angka ke-1 langsung = 4
  • Masukkan Angka ke-2 langsung = 7
  • Masukkan Jumlah nol dari Angka ke 3 = 000 (3 nol) atau kalikan dengan 10³
  • Maka nilainya adalah 47.000 Ohm atau 47 kilo Ohm (47 kOhm)


Contoh-contoh perhitungan lainnya :
222 → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm
103 → 10 * 10³ = 10.000 Ohm atau 10 Kilo Ohm
334 → 33 * 104 = 330.000 Ohm atau 330 Kilo Ohm

Ada juga yang memakai kode angka seperti dibawah ini :

(Tulisan R menandakan letaknya koma decimal)
4R7 = 4,7 Ohm
0R22 = 0,22 Ohm

Keterangan :
  • Ohm = Ω
  • Kilo Ohm = KΩ
  • Mega Ohm = MΩ


1.000 Ohm = 1 kilo Ohm (1 KΩ )
1.000.000 Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)
1.000 kilo Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ).

Cara Menghitung Komponen Resistor Chip

Selain dengan menggunakan sistem kode warna, resistor juga ditentukan dengan kode angka yang terdapat pada badan resistor tersebut. Jenis resistor yang menggunakan kode angka tersebut adalah jenis resistor wireround dengan daya 5 Watt keatas, resistor SMD, dan lain-lain.
Khusus untuk jenis resistor SMD, rata-rata memiliki toleransi yang sama, yaitu kisaran 5% dan hanya menggunakan kode angka tiga digit. Dua digit angka pertama menunjukan nilai resistansi, dan digit terakhir menunjukan faktor kali atau jumlah nol.
Nilai Resistor Komponen Chip ini lebih mudah dipahami daripada Komponen Axial/Radial, karena pada komponen chip tidak memerlukan sebuah kode warna sebagai pengganti nilainya.
Pada kode resistor chip ini menggunakan sebuah Kode Angka langsung, jadi sangat mudah untuk dibaca & dipahami yang disebut sebagai Body Code Resistor (Kode Tubuh Resistor).

Berikut Contoh Cara Berhitung Resistor Chip :
  1. Masukkan Angka ke 1 langsung = 4
  2. Masukkan Angka ke 2 langsung = 7
  3. Masukkan Jumlah nol dariAngka ke 3 = 000 (3 nol) atau di kalikan dengan 10(3)
  4. Jadi nilai resistor tersebut adalah 47.000 Ohm atau 47 kilo Ohm (47 kOhm).

Contoh Perhitungan Resistor Chip Lainnya :
222 → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm
103 → 10 * 10³ = 10.000 Ohm atau 10 Kilo Ohm
334 → 33 * 104 = 330.000 Ohm atau 330 Kilo Ohm

Ada juga yang menggunakan kode angka seperti contoh dibawah ini :
Pada tulisan (R) menandakan letaknya Koma Decimal

4R7 = 4,7 Ohm
0R22 = 0,22 Ohm

Keterangan :
  • Ohm : Ω
  • Ohm Per Kilo : KΩ
  • Ohm Per Mega : MΩ
  • Ohm Per 1.000 : 1 kilo Ohm (1 KΩ )
  • Ohm Per 1.000.000 : 1 Mega Ohm (1 MΩ)
  • Ohm Per 1.000 Kilo : 1 Mega Ohm (1 MΩ).

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama